PARIS - Para ilmuwan di Peru menemukan fosil serangga dan bibit tumbuhan yang dikatakan mampu mengungkap iklim di jaman purba.
Seperti yang dikutip dari AFP, Kamis (11/8/2011), para ilmuwan tersebut telah menemukan sisa dari serangga purba dan bibit bunga matahari yang terperangkap di dalam getah dari jaman Miocene, sekira 23 juta tahun lalu.
"Fosil tersebut ditemukan di hutan terpencil daerah pegunungan dekat perbatasan utara Peru dengan Ekuador," ujar Klaus Honninger, seorang paleontolog.
"Penemuan ini sangat penting, karena serangga dan bibit bunga matahari mampu menjelaskan jenis iklim yang ada pada jaman Miocene," jelasnya.
Honninger menjelaskan bahwa para paleontolo menemukan ratusan potongan fosil getah berukuran hingga 12 sentimeter, yang berisi beberapa jenis serangga.
Serangga-serangga yang terperangkap di fosil getah tersebut masih dalam kondisi baik, jenis-jenisnya pun beragam seperti kumbang, lalat dan laba-laba.
Selain itu, Honninger juga mengatakan bahwa ilmuwan juga menemukan jenis serangga yang belum diketahui jenisnya.
"Perubahan iklim ekstrim dari jaman Miocene mungkin adalah penyebab mengapa serangga-serangga tersebut punah," jelas Honninger.
Tim ilmuwan yang sama juga mengumumkan bahwa mereka pada bulan Januari telah menemukan fosil cumi-cumi dari jaman Cretaceous (145 sampai 65 juta tahun yang lalu), di lembah Maranon River Valley, utara Peru, dengan ketinggian sekira 3.700 meter di atas permukaan laut.
Seperti yang dikutip dari AFP, Kamis (11/8/2011), para ilmuwan tersebut telah menemukan sisa dari serangga purba dan bibit bunga matahari yang terperangkap di dalam getah dari jaman Miocene, sekira 23 juta tahun lalu.
Illustrasi
"Fosil tersebut ditemukan di hutan terpencil daerah pegunungan dekat perbatasan utara Peru dengan Ekuador," ujar Klaus Honninger, seorang paleontolog.
"Penemuan ini sangat penting, karena serangga dan bibit bunga matahari mampu menjelaskan jenis iklim yang ada pada jaman Miocene," jelasnya.
Honninger menjelaskan bahwa para paleontolo menemukan ratusan potongan fosil getah berukuran hingga 12 sentimeter, yang berisi beberapa jenis serangga.
Serangga-serangga yang terperangkap di fosil getah tersebut masih dalam kondisi baik, jenis-jenisnya pun beragam seperti kumbang, lalat dan laba-laba.
Selain itu, Honninger juga mengatakan bahwa ilmuwan juga menemukan jenis serangga yang belum diketahui jenisnya.
"Perubahan iklim ekstrim dari jaman Miocene mungkin adalah penyebab mengapa serangga-serangga tersebut punah," jelas Honninger.
Tim ilmuwan yang sama juga mengumumkan bahwa mereka pada bulan Januari telah menemukan fosil cumi-cumi dari jaman Cretaceous (145 sampai 65 juta tahun yang lalu), di lembah Maranon River Valley, utara Peru, dengan ketinggian sekira 3.700 meter di atas permukaan laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar